PETA NGAWI

Jumat, 04 Maret 2011

ANEH TAPI NYATA

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata:“Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut.” Pria berjanggut itu lalu balik bertanya,“Apakah suamimu sudah pulang?” Wanita itu menjawab,“Belum, dia sedang keluar.” “Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk.”Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, kata pria itu.


Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya,“Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.” Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
“Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama” , kata pria itu hampir bersamaan. “Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.”

Salah seorang pria itu berkata,“Nama dia Kekayaan,” katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan sedangkan yang ini bernama Kesuksesan,” sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.”Sedangkan aku sendiri bernama Cinta . Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.”

Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar.Suaminya pun merasa heran.“Ohho…menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan.” Istrinya tak setuju dengan pilihan itu.Ia bertanya,“sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita.” Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu.Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah.“Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta.”

Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. “Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam.Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.” Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. “Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini.”Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah.

Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil,wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.“Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?”

Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan.“Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta.

Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Dialah yang menjadi Inspirasi kami dalam kehidupan ini. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini”…

(dikutip dari yousaytoo)

Bijak dalam kehidupan adalah ketepatan berfikir dan mengambil keputusan yang bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain.

Bijak bukan masalah orang tua atau anak-anak, karena kebijakan dan pengetahuan di tentukan oleh pengalaman yang membentuk pola pikir. Orang yang usianya sangat tua pun bisa seperti bocah jika tidak belajar dari kehidupan.

Pada suatu Jumat, ada kejadian , yang saya kira juga bisa atau sering terjadi di tempat tempat lain, Imam lupa bacaan Alquran. Saya lupa ayat nya, dan memang tidak hapal, karena ayatnya panjang banget, sampai-sampai kakek-kakek yang disamping saya rada limbung berdirinya. Entah ayat keberapa, tetapi yang jelas pada saat rakaat kedua, sang Imam lupa sambungan ayat nya. Sekali dia mencoba, masih salah, makmum yang dibelakangnya pun (kebetulan bukan saya) mengingatkan, dua kali sang Imam mencoba masih salah, makmum pun masih mengingatkan dengan membaca ayat yang benar, ketiga kali sang Imam masih juga salah melanjutkan bacaan ayat tersebut, makmum dengan suara sedikit keras membacakan ayat yang benar.


Eh, rupanya sang Imam masih juga "keras kepala'', keempat kali masih juga sang Imam mencoba meneruskan , masih juga salah, padahal kalau sampai tiga kali masih salah, Imam harusnya membaca ayat yang lain. Baru yang kelima, dengan terbata-bata seperti mengeja, sang Imam akhirnya berhasil menuntaskan ayat yang tersisa.


Selesai sholat, saya berfikir, alangkah ngotot dan memaksakan diri sang Imam sampai lima kali mencoba. Dan untungnya masih ada makmum yang hapal dan tahu ayat tersebut sehingga bisa mengingatkan sang Imam. Saya tidak dapat membayangkan kalau saja makmum-makmum yang ada, yang tahu ayat, "pada cuek" dan masa bodo dengan "kealpaan" sang Imam, mungkin saja sholat jumat hari itu ngga kelar-kelar.


Demikian juga dengan rakyat. Kalau rakyat yang tahu dan mengerti hanya diam melihat kesalahan dan kealpaan pemimpin di Negara ini, dijamin negara ini akan hancur. Jadi saya sangat berterimakasih kepada sahabat, para ahli dibidangnya, yang mengerti tentang permasalahan, yang "berteriak" mengingatkan pemimpin yang salah tindakan, salah ucap atau salah langkah. Mereka bukan tidak senang dengan pemimpin itu, tetapi mereka peduli dengan pemimpin itu, walaupun bukan pilihan nya. Justru Pemimpinlah yang harusnya bangga dan berterimakasih telah diingatkan, bukannya malah mencela apalagi menganggap mereka barisan sakit hati....

Di dalam bertawakal harus terpenuhi dua syarat : pertama, menyerahkan seluruh perkara kepada Allah Ta’ala yang di tangan-NYalah segala urusan. Kedua, tidak boleh bersandar kepada sebab yang dilakukannya. Hati dan batinnya bersandar total kepada Allah Ta’ala, sedangkan anggota badannya menjalani sebab. Dengan itu diketahui bahwa tawakal adalah murni ibadah hati. Barang siapa yang memalingkannya kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik, walaupun dia meyakini bahwa Allah Ta’ala satu-satunya yang menciptakan dan memberi rizki.

Hadits berikut lebih memperjelas: Dari Umar bin Khotob radiyallahu’anhu, Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Andaikan kalian tawakal kepada Allah dengan sebenarnya niscaya Allah akan memberi rizki kepada kalian seperti memberi rizki kepada burung. Mereka pergi pagi hari dengan perut kosong dan pulang sore hari dengan perut kenyang” (Shohih Tirmidzi)


Tawakal burung adalah dengan pergi mencari makanan, maka Allah jamin dengan memberikan makanan kepada mereka. Burung-burung itu tidak tidur saja di sarangnya sambil menunggu makanan datang, tetapi pergi jauh mencari makanan untuk dirinya dan anak-anaknya.


Ketahuilah, Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling bertawakal kepada Allah, namun beliau melakukan usaha. Ketika perang uhud beliau memakai dua baju besi dan ketika hijrah ke madinah beliau menyewa penunjuk jalan, beliau juga berlindung dari panas dan dingin, tapi hal tersebut tidak mengurangi tawakalnya kepada Allah Ta’ala.
Jadi, mengambil sebab yang disyari’atkan menunjukan kesempurnaan tawakal dan kekuatannya, dan meninggalkan sebab menunjukan kebodohannya terhadap syari’at rabbnya.

Barangsiapa yang membaca kisah-kisah para Nabi, terkhusus Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya akan melihat bahwasannya mereka adalah manusia yang paling bertawakal kepada Allah Ta’ala, bersamaan dengan itu mereka juga mengambil sebab dan meyakini bahwa hal tersebut merupakan kesempurnaan tawakal kepada Allah.

Dari Abu Hurairoh radiyallahu’anhu, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Akan masuk surga suatu kaum, hati mereka seperti hati burung” (HR. Muslim)