Alkisah suatu cerita rakyat cina kuno yang mengisahkan ketika Tuhan menciptakan kerbau, Tuhan memberikan umur 50 tahun kepada kerbau. Kerbau yang kerjanya membajak sawah, bekerja keras, akhirnya bilang pada Tuhan :
”Tuhan, saya tidak perlu umur terlalu lama 50 tahun bekerja keras membajak sawah. Saya cukup 20 tahun saja umurnya.”
Mendengar permintaan ini, akhirnya Tuhan mengabulkan. Kerbau dikasih umur 20 tahun. Ada sisa 30 tahun.
Selanjutnya Tuhan menciptakan monyet. Monyet diberikan umur 20 tahun. Monyet yang lucu ini menghibur manusia. Namun monyet juga protes, dia bilang :
” Tuhan, saya terlalu lama kalo dikasih umur 20 tahun untuk menghibur manusia, saya minta 10 tahun saja.” Mendengar permintaan ini, akhirnya Tuhan pun mengabulkan. Ada sisa 10 tahun.
Selanjutnya Tuhan menciptakan anjing, dan diberikan umur 20 tahun. Anjing ini bertugas menjaga. Namun, sama seperti kerbau dan monyet, anjing ini cuma minta umurnya 10 tahun. Mendengar permintaan ini, Tuhan pun mengabulkan.
Selanjutnya Tuhan bilang pada manusia :
”Kamu manusia, saya kasih umur 25 tahun untuk bersenang-senang, menikmati hidupmu. 25 tahun umur kamu itu tidak perlu kamu bekerja, santai-santai sajalah.
Manusia yang mendengar ini, bilang :”Yah, kok saya cuma dikasih umur 25 tahun. Tidak cukup buat saya. Saya mintanya lebih.”
Mendengar permintaan ini, Tuhan pun akhirnya bilang :
“Okelah, kamu manusia akan diberikan tambahan umur.
Kelebihan dari umur kerbau 30 tahun, kelebihan umur monyet 10 tahun dan kelebihan umur anjing 10 tahun, akan saya berikan ke kamu. Jadi kamu yang awalnya dapat umur 25 tahun, sekarang mendapatkan tambahan umur 50 tahun.”
Manusia menerima itu.
Akhirnya kehidupan manusia pun :
25 tahun, masa bersenang-senang, dari sejak kecil sampe sekolah dan menamatkan kuliah.
30 tahun selanjutnya “tambahan dari umur kerbau” (umur 25-55), masa bekerja, memenuhi kebutuhan hidup, bekerja keras tiap hari selama 30 tahun, masuk kerja pagi-pagi, pulangnya sore-sore, seperti “kehidupan kerbau”.
10 tahun selanjutnya “tambahan umur monyet” (umur 55-65), masa mempunyai cucu, menimang cucu. Tersenyum melihat cucu yang manis, menina bobokkan cucu, bermain dengan cucu.
10 tahun selanjutnya “tambahan umur anjing” (umur 65-75), masa menjaga rumah. Anak-anak dan cucu pergi bekerja dan bersekolah. Saatnya di rumah.
Hidup adalah Pilihan.
kisah AHLI IBADAH
Di waktu Jumat, saya mendengarkan Khutbah Jumat yang disampaikan Khotib. Adapun sang Khotib mengutip sebuah cerita mengenai seorang ahli ibadah yang hidup di zaman Nabi Musa. Cerita nya sebagai berikut:
Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya. Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS, Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada ALLAH SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah ALLAH SWT akan meletakkanku di Sorga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada ALLAH.
Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu. Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada ALLAH SWT agar ALLAH SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak. ALLAH SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam". Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan ALLAH SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut.
Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terfikir bagai mana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat. Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS kembali.
Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela ALLAH SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya".
Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada ALLAH SWT. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka ALLAH SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi".
Semangat ajaran Islam mengajak kaum Muslim agar menjadi orang yang bermanfaat bagi manusia lainnya, bukan hanya kepada diri sendiri dan bagi umat Muslim saja. Bahkan manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya adalah predikat tertinggi dalam Islam. Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” Di sini perlu saya ungkapkan kembali bahwa cara beragama umat Muslim jangan hendaknya egois, yaitu beragama yang hanya berdampak baik bagi umat Muslim. Mengapa? Bukankah Nabi Muhammad di utus untuk menjadi “rahmat”—kasih sayang—bagi seluruh alam semesta? Konsekuensi logisnya, umat yang mengikutinya pun harus dapat menempatkan dan memposisikan dirinya menjadi rahmat bagi alam semesta yang terdiri dari banyak manusia dengan latar belakang berbeda dan juga kepercayaan yang berbeda. Bukankah Nabi Muhammad menjadi pelindung bagi orang-orang kafir dzimmy? Bukankah beliau juga melakukan pembelaan hak-hak orang Kristen maupun Yahudi yang tidak memerangi kaum Muslim?
Contoh tauladan lain adalah Umar ibn Al-Khatthab—sebagai khalifah kedua—yang memenangkan orang Yahudi dalam kasus penggusuran tanah miliknya yang direncanakan akan didirikan masjid di atasnya. Dan banyak lagi bukti-bukti kasus masa lalu yang menunjukkan betapa anggunnya Islam. Jadi dalam hal ini orientasi kaum Muslim dalam melakukan segala sesuatunya akan lebih baik dan bijak jika untuk kebaikan bersama. Atau bisa kita istilahkan sebagai “And Muslim for all”, umat Muslim harus bermanfaat kepada semuanya sebagai bentuk tanggungjawabnya menjadi umat “wasathan” dan“khairu ummah ukhrijat linnĂ¢s”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar